Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cantik Bukan Buat Dilihatin!, Kenali Apa Itu Male Gaze yang Sering Kita Alami Tapi Nggak Disadari

 


Pernah nggak sih kamu nonton film, iklan, atau scroll medsos terus mikir:

“Kok perempuan selalu digambarin seksi, padahal nggak relevan sama cerita?”

Nah, kalau kamu pernah ngerasain itu…

Selamat, kamu baru saja ketemu yang namanya Male Gaze.


Apa Itu Male Gaze?

Male Gaze adalah istilah dalam dunia film dan media yang menggambarkan bagaimana perempuan sering diposisikan hanya sebagai "objek visual" demi memuaskan pandangan laki-laki heteroseksual.

Bukan soal ceritanya, bukan soal karakternya, tapi soal bagaimana tubuh perempuan sering “dijual” lewat kamera, sudut pengambilan gambar, hingga cara berpakaian.

Istilah ini pertama kali muncul dari teori Laura Mulvey di tahun 1975. Sejak saat itu, istilah Male Gaze sering dipakai buat ngulik kenapa perempuan sering banget direduksi jadi “hiasan visual” di media.


Contoh Male Gaze yang Sering Kita Temui

✔ Close-up bagian tubuh perempuan (padahal nggak penting buat jalan cerita)

✔ Karakter perempuan digambarkan "cantik" cuma buat dinikmati mata, bukan karena dia kuat atau pintar

✔ Pakaian perempuan didesain lebih minim walau konteksnya aneh (misal: karakter wanita perang tapi bajunya kayak ke pantai)

✔ Perempuan sering muncul sebagai “pendamping”, bukan pusat cerita


Kenapa Male Gaze Jadi Masalah?

Karena lama-lama kita jadi terbiasa memandang perempuan dari kacamata sempit: cantik, seksi, menarik, dan… selesai.

Efek domino dari Male Gaze ini banyak banget:

Standar kecantikan makin sempit.

Perempuan jadi insecure soal tubuhnya.

Perempuan lebih sering dipandang penampilannya duluan, bukan isi kepala atau kemampuannya.


Lawan dari Male Gaze: Female Gaze

Sekarang makin banyak film, serial, sampai brand yang mulai sadar.

Mereka berusaha pakai sudut pandang Female Gaze, di mana perempuan ditampilkan sebagai manusia utuh: punya emosi, punya kekuatan, punya cerita. Bukan sekadar “buat dipandang”.


Contoh Film yang Mulai Lepas dari Male Gaze

✅ Little Women (2019)

✅ Barbie (2023)

✅ Portrait of a Lady on Fire

Film-film ini lebih menonjolkan cerita, emosi, dan perspektif perempuan sendiri. Bukan soal cantik, bukan soal seksi.


Cantik Itu Hak, Bukan Kewajiban.

Male Gaze ngajarin kita satu hal penting: Bukan semua perempuan ingin dipandang seperti yang media patriarki inginkan.

Cantik boleh. Tapi bukan berarti harus selalu “dilihatin” demi memuaskan standar orang lain.


Sekarang, kita punya pilihan:

Mau terus konsumsi media yang “menjual tubuh perempuan”, atau mulai dukung karya yang lebih menghormati perempuan sebagai manusia utuh?


Posting Komentar untuk "Cantik Bukan Buat Dilihatin!, Kenali Apa Itu Male Gaze yang Sering Kita Alami Tapi Nggak Disadari "